Minggu, 22 November 2015
Sahabat, janganlah kau membenci sesorang dengan berlebih, terlebih kau tak tau mungkin ia akan menjadi seseorang yang mengisi hari-harimu dimasa depan.
------------
Dan aku telah merasakannya sendiri. Sahabat!!, aku adalah tipe orang yang tidak gampang suka dengan orang lain, q lebih sering memandang seseorang dengan sekilas yang kemudian hanya berujung pada kemalasan q untuk meresponnya. Yah begitulah singkatnya.
Hidup ini luas, hidup ini bukan hanya tentang diri kita sendiri, hidup ini tentang aku, dia, kamu dan all of people in our circle. Hidup ini penuh warna, kalaupun aku pernah membenci seseorang dan dia adalah kamu, sebelumnya aku minta maaf. Sahabat, aku sering banget tidak suka dengan seseorang, panggil saja dia Kiki.
Sebenarnya ada alasan mengapa aku sebagai orang yang baru mengenalnya saja tidak suka, yang pertama jelas karena memang aku sulit suka dengan seseorang, yang kedua: mungkin karena uncapannya yang membuatku tidak nyaman. Kiki, yah orangnya memang baik. Ketika aku tidak suka dengannya, disinilah mengapa aku semakin tidak suka, ketika ada acara mengapa ia selalu bersamaku?, seperti satu anggota mungkin. Dan kejadian itu menjadi sering kali terjadi. Aku mengambil pelajaran dari apa yang kualami, “Allah tidak membiarkan hambaNya sesama Muslim untuk hidup saling membenci sedang mereka saling membutuhkan bantuan”, itu cara khusnudzonku terhadapNya. Namun, walau begitu, sahabat, aku masih belum bisa untuk menerima, ataupun suka dengannya. Sampai saat ini ketika aku berada disampingnya aku selalu merasa tidak nyaman, dan secara perlahan aku menjauh darinya. Kupikir, mungkin dengan begitulah aku tidak membencinya lagi karena aku tidak melihatnya.
Sahabat bagaimana meurut kalian, benarkah tindakan seperti itu?. Ingat! Jangan hanya memikirkan perasaan kalian sendiri. Sekali-kali pikirkan orang yang ada disekitar kalian, dan yah aku telah mencobanya. Setelah aku pikir, mengapa aku harus menjauh? Biarkan saja air mengalir sesuai arusnya, air keruh sungai akan jernih dengan alirannya sendiri. Walaupun sulit untuk menjadi jernih, karena semua butuh proses, dan prose itu bertahap, yah dan tahap itu butuh waktu. Cobalah! Memahami waktu berharga kalian untuk mengenal orang-orang disekitar kalian yang menjadi bingkai kehidupan, pasti akan lain ceritanya jikalau kita hidup sendiri, without colour? Without problem? Without all part of life?
L.L
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar